Selasa, 09 Februari 2016

Kumpulan Blog Terkait Keraton

 BLOG DAMPALCOM 
 (Silahkan Pilih dan Klik ) :  .
Klarifikasi Masalah Kerusuhan Dikeraton Demak 

KUMPULAN BLOG TERKAIT KARATON 

19 Agt 2015 - Kunjungan Dinas HMPN ke Semarang diterima oleh Bpk. Wisnu, Sultan Demak beserta jajaran pengurus Keraton Glagah Wangi Dhimak turut  ...

Perjalanan Dinas HMPN Ke Semarang. 

Jajaran pengurus HMPN (Himpunan Masyarakat Peduli Nusantara) melakukan kunjungan kerja ke semarang. Dalam kegiatan tersebut turut serta Bpk Tri Harsono (Ketua Umum HMPN), Bpk. Ruswan Effendi AR., SH. (Sekjen HMPN), Bpk. Sukamto (Bendahara Umum HMPN).
Kunjungan Dinas HMPN ke Semarang diterima oleh Bpk. Wisnu, Sultan Demak beserta jajaran pengurus Keraton Glagah Wangi Dhimak turut hadir dalam kegiatan tersebut YM Kanjeng Rhesi (Dewan Penasehat Asosiasi Kerajaan & Kesultanan Indonesia).


24 Jun 2015 - Dua kali berkunjung di situs Keraton Glagah Wangi Demak Semarang. ...sah telah dikuasakan ke Yayasan Glagah Wangi Dhimak oleh pihak  ...

 PEDULI LEADHAM INTERNASIONAL ATAS KEMELUT DI SITUS KRATON GLAGAH WANGI 

Dua kali berkunjung di situs Keraton Glagah Wangi Demak Semarang. Leadham Internasional hadir memberi perhatian atas kemelut yang bergejolak tentang perebutan hak mengurusi atau pemeliharaan Situs yang secara sah telah terdaftar di instansi pemerintah terkait, dan secara sah telah dikuasakan ke Yayasan Glagah Wangi Dhimak oleh pihak Hak Waris / Ahli Waris situs.
Ketika Ketua DPW Jateng Leadham Internasional Ibu Ir. Rismauli D. Sihotang berkunjung ke Situs Kraton Glagah Wangi, beliau berbincang dengan R. Sumito selaku pihak yang diberikan kuasa oleh Ahli Waris Kraton tersebut. Ketika ditanyakan apa sebenarnya yang terjadi dari kedatangan pihak luar yang melibatkan banser itu, R sumito menjelaskan bahwa kemelut ini dipicu adanya kedatangan pihak Yayasan Sunan Kalijaga yang mengklaim batas-batas wilayah, serta mengatakan tidak boleh mengadakan gelar budaya, dan harus menghentikan pembangunan masjid karena Yayasan Glagah Wangi adalah aliran sesat (seperti dirilis oleh Koran Borgol Semarang edisi Th XIII. Mei 2015).
Karena tidak ada bukti yang bisa ditunjukkan, pihak Yayasan Sunan Kalijaga yang diwakili Musta’in yang berprofesi sebagai lawyer menggunakan massa Banser Demak untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan menyatakan bahwa tanah di tempat situs adalah bukan dihak wariskan ke Yayasan Glagah Wangi.
Leadham Internasional DPW Jateng, memberikan tanggapan bahwa terdapat indikasi pelanggaran HAM yang berat terhadap ahli waris dan masyarakat sekitarnya. Bila pelanggaran ini terus berlangsung maka pihak Leadham Internasional DPW Jateng memberikan pendampingan advokasi untuk mengawal dan mengontrol pelurusan penegakan terhadap pelanggaran HAM hingga tuntas, karena ini merupakan domain kerja Leadham Internasional itu sendiri.(Buletin Leadham/Hisar)

 

5 Jun 2014... Balai Witono Yayasan Karaton Glagahwangi Dhimak yang dimulai pada... diberi kehormatan sebagai kerabat Keraton Glagahwangi Dhimak  ...
BAKORWIL I PROVINSI JAWA TENGAH

GELAR BUDAYA KARATON PERINGATAN ISRO' MI'ROJ 1435 H THN 2014

Kamis, 05/06/2014 - Pada hari Senin tanggal 5 juni 2014, Bakorwil I Provinsi Jawa Tengah menghadiri acara Gelar Budaya Karaton dalam rangka peringatan Isro' Mi'roj 1435 H / Tahun 2014. Acara bertempat di Balai Witono Yayasan Karaton Glagahwangi Dhimak yang dimulai pada pukul 19.00 WIB dan diawali dengan ritual Pusaka Karaton dan penyerahan gelar Kebangsawanan kepada para Raja / Sultan serta Punggawa Keraton. Setelah acara pendahuluan selesai, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Gubernur Jawa Tengah dan pidato sambutan selamat datang dari Raja Glagahwangi Dhimak yang materinya :
1.     Pentingnya Pemerintah untuk tetap merangkul / menggandeng Tokoh Agama, Tokoh masyarakat Adat, Tokoh budayawan, Tokoh wartawan, Tokoh Seniman, Kebudayaan, dll
2.    Ajakan untuk menata Negara Kesatuan Republik Indonesia secara benar berdasarkan Kebenaran
3.  Keraton Nuswantoro dalam mensikapi Pilihan Presiden bersikap netral dan tidak memihak
4. Siapapun yang nantinya jadi Presiden Republik Indonesia terpilih, Keraton Gragahwangi siap untuk membantu mengurus pelunasan hutang Negara sepanjang diminta
5. Bapak Gubernur Jawa Tengah diberi kehormatan sebagai kerabat Keraton Glagahwangi Dhimak dan diberi buku yang berisi kedudukan hukum maupun bukti-bukti seandainya dibutuhkan Negara untuk mencairkan hibah keuangan untuk Bangsa Indonesia
Hadir pada kesempatan itu antara lain :
1.     Gubernur Jawa Tengah diwakili oleh Kepala Bakorwil I Pati
2.    Unsur Forkominda Kabupaten Demak
3.    Para Raja / Sultan se wilayah Nusantara
4.  Sultan Brunnei, Malaka dan China


20 April 2015 - Jamaah Asy-Syahadatain Bertawasul di Keraton Glagah ...

www.syahadatain.org/.../jamaah-asy-syahadatain-bertawasul-di-keraton-gla...

http://www.syahadatain.org/2015/04/20/jamaah-asy-syahadatain-bertawasul-di-keraton-glagah-wangi-dhimak 

Jamaah Asy-Syahadatain Bertawasul di Keraton Glagah Wangi Dhimak

DEMAK, sekitar dua ratusan orang Jamaah Asy-Syahadatain dari berbagai penjuru daerah Kabupaten Pati, Kudus, Jepara, Demak dan kota Semarang pada Kamis malam 16 April 2015 berkumpul di sebuah komplek Keraton Glagah Wangi Dhimak Demak. Tidak seperti hari biasanya kegiatan di komplek Keraton Glagah Wangi Dhimak pada Malam Jum’at Legi kali ini tidak hanya diisi dengan ziarah ke makam para leluhur kesultanan Demak Bontoro tetapi juga diadakan Tawasul Akbar Jamaah Asy-Syahadatain. Tawasul dipimpin oleh Al-Habib Qasim bin Ali bin Yahya Cirebon.
Hadir pula dalam acara tersebut Ketua Majelis Masyayikh Jamaah Asy-Syahadatain Jawa Tengah Kyai Ahmad Yasin, Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Tengah, Para Kyai seperti Kyai Sulton Semarang, Kyai Mahmudun Kudus, dan para ustadz dari wilayah Kudus Jepara. Tawasul Akbar tersebut adalah undangan resmi dari Raden Suminto yang merupakan sultan Keraton Glagah Wangi Demak. Pengakuan ustadz Mahfudh tokoh Jamaah Asy-Syahadatain Jepara, undangan acara tersebut memang mendadak, namun syukur Alhamdulillah acara dapat berjalan lancar dan dapat terkumpul jamaah ratusan jamaah dari berbagai daerah. Walaupun begitu menurut ustadz Mahfudh acara tersebut sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya. Hanya saja konfirmasinya yang terlambat.
Acara diawali dengan shalat Maghrib berjamaah di pendopo dan halaman istana. Kemudian acara dilanjutkan dengan Aurad shalat Maghrib yang disambung dengan tausiah dari al-Habib Qasim bin Yahya sembari menunggu waktu shalat Isya. Dalam tausiahnya beliau sedikit menyinggung tentang Raden Suminto yang katanya masih garis keturunan dari kesultanan Demak Bintoro.
Lanjut al-Habib Qasilm acara ini juga sebagai wadah doa bersama yang memang doa tawasul yang dibaca oleh Jamaah Asy-Syahadatain masih mempunyai hubungan erat dengan Raden Fatah. Dalam tawasul salah satu wali Allah yang disebut adalah Raden Fatah dengan demikian masih ada hubungan erat antara tuntunan Jamaah Asy-Syahadatain dan kesultanan Demak Bintoro. Al-Habib Qasim juga mengingatkan tentang kegiatan tahunan Ruwahan sebagai napak tilas peristiwa Syaikhunal Mukarram Abah Umar berziarah ke Raden Fatah dan bertawasul akbar di Masjid Agung Demak.
Setelah tausiah acara dilanjutkan dengan shalat Isya berjamaah, tahlil, pembacaan Maulid Nabi al-Barzanji dan ditutup dengan Tawassul. Acara berakhir hingga pukul 09.30 WIB.

01 Oktober 2013 – Penerimaan Penghargaan, Anugerah Posmo Award 2013

01 Sep 2013 -  Perhimpunan Raja, Sultan seluruh Indonesia.

16 Sep 2013Halal Bihalal Silaturrahmi Keluarga Besar Kesultanan Demak dan Kesultanan Nusantara di Istana Balai Witono Glagahwangi Dhimak Demak  ...
Silaturrahmi Keraton Nusantara.
Halal Bihalal Silaturrahmi Keluarga Besar Kesultanan Demak dan Kesultanan Nusantara di Istana Balai Witono Glagahwangi Dhimak Demak Satukan Trah Raden Patah Mancanegara dan Indonesia Karaton Glagahwangi Dhimak menggelar halal bihalal Silaturrahmi Keluarga Besar Kesultanan Demak dan Kesultanan Nusantara pada Kamis malam Jumat, 12 September 2013 di Istana Balai Witono Glagahwangi, Dhimak Jl Pangeran Demak 100 Demak, Jawa Tengah. Acara tersebut akan dihadiri para tamu undangan yang terdiri atas raja dan sultan dari berbagai daerah Indonesia dan luar negari yaitu Malaysia, Thailand, dan Singapura yang masih terkait dengan keturunan Raden Patah. Juga akan hadir pula Paguyuban Trah Hamengkubuwono Yogyakarta dan putra perdana mentri Malaysia. “Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan talisilaturrahmi persaudaraan. Sehingga tersambung ikatan persaudaraan yang selama ini terputus akibat jarak yang cukup jauh atau kepatin obor. Istilahnya yang lebih kren adalah menyambung tulang-tulang yang berserakan dibelahan bumi,” ujar DYMM Sultan Suryo Alam Joyo Kusumo Raja Demak di Istana Balai Witono Glagahwangi Dhimak. Dengan bertemunya seluruh keluarga besar Trah Raden Patah di Indonesia dan mancanegara, maka sudah barang tentu akan semakin kuat persatuan kembali sesama anak cucu pendiri Kesultanana Demak Bintoro. Mengingat selama ini dalam kondisi tercerai berai dan banyak yang belum kenal antara sesama trah Raden Patah. “Nah, dengan acara tersebut dapat saling mengenalkan diri. Sehingga budaya-budaya Kesultanan Demak Bintoro akan kembali hidup dan berjaya di bumi Indonesia,” tambahnya. Dalam acara halal bihalal Silaturrahmi Keluarga Besaran Kesultanan Demak dan Kesultanan Nusantara ini diawali dengan semaan membaca Alquran 30 zuz oleh hafidil Quran dan dimeriahkan musik islami Rebana Glagahwangi dan Pengajian Umum KH KRHT. Drs. Niam Ansori, M.PdI  Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam Demak, pemberian santunan pada anak yatim piatu dan janda-janda tua. Setelah itu dilanjutkan dengan acara Deklarasi Pendirian Koperasi Nusantara dan Peresmian Lembaga Bantuan Hukum Keraton Glagahwangi Dhimak. Dengan harapan Karaton Glagahwangi Dhimak akan mampu berkiprah di tengah-tengah masyarakat dalam bidang perkoperasian dan memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum. “Kedepannya Karaton Glagahwangi Dhimak memiliki kegiatan yang bukan hanya bersifat budaya, tetapi bergerak dalam bidang ekonomi dalam bentuk Koperasi dan bidang hukum untuk memberikan pembelaan pada rakyat kecil yang diistilahkan dengan nama Wong Cilik,” ujar DYMM Sultan Suryo Alam Syah Joyo Kusumo Raja Demak di Istana Balai Witono Demak dengan tersenyum. Jamuan Makan Kemudian dilanjutkan dengan acara prosesi penyerahan Tombak Kiai Slamet dan Ayam Jantan dari timur oleh Ketua Dewan Pendekar Dunia dan Pengageng Gunung Penanggungan Airlangga. Prosesi ini merupakan ciri khas setiap kegiatan yang digelar di Istana Balai Witono Karaton Glagahwangi Dhimak Demak. Usai prosesi penyerahan tombak Kiai Slamet dilanjutkan sambutan oleh KGPH Hadi Suryo satrio Negoro adik Sri Sultan HB Kubuwono X selaku Ketua Dewan Pendiri Silaturrahmi Raja Nusantara. Dalam sambutannya nanti akan mengajak seluruh Trah Raden Patah untuk meningkatkan tali silaturahmi. Setelah acara seremonial halal bihalal berakhir dilanjutkan dengan ramah tamah seluruh undangan yang hadiri di Istana Balai Witono Karaton Glagahwangi Dhimak dan dilanjutkan jamuan makan khas Kesultanan Demak Bintoro. HUSNU MUFID

11 Sept 2013 – Mengenal Sultan Demak II …
Mengenal Sultan Demak II
Date = 11 September 2013
„Sugeng enjang … punika Rama? Panjengenan wonten pundi?“ Setelah telepon berdering dan diangkat bapak saya, si pria mengucapkan selamat pagi dan menanyakan apakah yang menerima telepon di rumah kami itu, benar ayah saya. Penelpon disana menanyakan dimana keberadaan pengukir jiwa raga saya itu.
„Oh, taksih wonten nggriya. Saking pundi nggih punika?“ Bapak sudah siap berangkat dari rumah menuju perhelatan 6 pemuka agama di vihara watu Gong. Beliau menanyakan siapakah gerangan yang menelpon.
„Ngglagah wangi. Kula sampun wonten mriki.“ Ternyata, beliau adalah sultan Demak yang baru saja dilantik di Aceh, D.Y.M.M Sri Sultan Surya Alam Joyokusuma. 

Saya tertegun. Saya lahir di Semarang dan lama pula tinggal disana. Kota ATLAS ini tak begitu jauh dari Demak. Tak sampai satu jam sudah sampai. Bahkan dahulu, sewaktu KKN, saya ada disana. Begitu pula saat bergabung dengan LSM, kami banyak mengirimkan relawan asing dan lokal ke kota ini. Namun tak sekalipun saya mengira bahwa kota ini masih memiliki seorang sultan. Demak sendiri terkenal pernah memiliki kerajaan Islam pertama dan terbesar di wilayah pesisir, pantura di pulau Jawa (dan memiliki hubungan erat dengan kerajaan Majapahit).
Saya memang biasa mendengar kabar berita raja-raja Jawa seperti sultan Hamengkubuwono dan Pakubuwono. Sayang, tidak terlalu banyak soal kelanjutan kasultanan Demak. Mungkin belum. Nah, kota kecil yang saya katakan sangat khas karena bisa melihat sungai mekong (red : mepe bokong alias menjemur pantat saat BAB di aliran air pinggir jalan besar) ini, memang banyak memiliki cerita rakyat seperti kisah Sunan Kalijaga.
Ketakjuban saya bertambah tentang hadirnya keturunan sultan Demak (part II) ini, begitu bertemu dengan beliau. Sultan itu amat bersahaja, sederhana dan ramah pada siapa saja. Bahkan, beliau adalah orang pertama yang datang ke acara silaturahim 6 pemuka agama di vihara Avalokitesvara Budhagaya Watugong ini, hadir 30 menit sebelum acara dimulai. Orang Jerman saja seperti Napoleon (datang 5 menit sebelum acara dimulai, bukan 30 menit). Ugh. Masih sepi. Barangkali hanya pendeta Basuki saja yang sudah wara-wiri menyiapkan acara. Program ini memang beliau pandegani.

Siapakah Sultan Demak II ini?
D.Y.M.M (Duli Yang Maha Mulia) Sri Sultan Surya Alam Joyokusuma atau terlahir dengan nama asli Raden Sumito Joyokusuma itu lahir di kota Demak pada tanggal 6 Maret 1972. Entah mengapa, beliau sendiri heran ada desas-desus bahwa selain lahir tahun itu, juga memiliki tahun kelahiran kedua (saya lupa tahun berapa). Dalam sebuah diskusi dengan para tamu yang hadir, beliau mengatakan, sewaktu kecil, malu menyandang gelar „Raden“.
„Pak, aku isin diparabi Raden. Raden kok kere.“ (red: Pak, saya malu menyandang gelar Raden karena menjadi orang miskin (harta). Baru setelah diterangkan sang ayah Raden Sugiman Giri Atmojo dan Ibu Asmirah Bodin Soekerto, beliau mengerti bahwa keturunan ningrat itu tidak diukur dari jumlah hartanya (kaya-miskin). Riwayat keturunan kesultanan itu seperti halnya keturunan para raja di Indonesia dan negara lainnya, berdasarkan hubungan darah (bukan harta). Raden Sumitro memiliki keturunan sultan Bintoro Demak.
Seperti kebanyakan nama-nama orang Jawa, nama beliau memiliki makna luas; Su=lebih/tinggi, mita (sasmita)=cita-cita/pengetahuan/ide/gagasan/wangsit, Jaya=sukses dan kusuma=bunga. Jadi orang tuanya berharap bahwa beliau memiliki keinginan yang lebih untuk menuju masa depan yang lebih baik dan mengharumkan bangsa dan keturunannya.
Di atas panggung dengan empat kursi, Sultan Demak ini menceritakan bahwa beliau adalah keturunan dari Kanjeng sultah Fatah Syah Alam Akbar atau Kanjeng Sulton Adil Suryo Alama I dan Kanjeng Sunan Kalijaga yang menurunkan panembahan wijil dan HB III Yogya.
Sejak kecil, raden Sumito mendapatkan banyak ilmu dari orang tuanya (pengobatan, mendukung pendidikan formal, silat dan tenaga dalam, sosial/bermasyarakat dan sebagainya). SD dan SMP dihabiskan di Kenep Mangunjiwan, Demak. Begitu pula masa SMA. Salah satu ilmu kemasyarakatan diterapkannya dalam menentukan satu dari banyak undangan dalam satu hari. Dari lima undangan (sebagai saksi nikah seorang kerabat, dan dua undangan lainnya, beliau tegas menentukan untuk hadir dan menjadi pembicara di pertemuan 6 agama di vihara Watugong dengan alasan demi kemaslahatan bersama, lebih utama).
Dalam acara itu beliau mengatakan bahwa sebaiknya masyarakat mencontoh sunan Kalijaga; „KA’bahe ojo laLIJAwane dijaGA.“ (red: tetap menghadap Ka’bah dan menjalankan perintah Allah namun tetap tidak melupakan jati diri sebagai orang Jawa).
Bahagia sekali mendengar bahwa Sultan yang selalu mengenakan busana Jawa warna hitam-celana hitam, berkalung tasbih dan kepala dengan ikat ini, memiliki masa kecil yang bahagia, indah dan dekat dengan alam. Jiwa kepemimpinan sudah terlihat saat masa remaja. Tak ubahnya orang Jawa kuno lainnya, sultan yang telah memberi gelar kepada para tokoh masyarakat (seperti KRMH, Dr. Setyadji Pantjawidjaja Sosroningrat, dan masih banyak lagi) ini senang mengunjungi tempat yang menenangkan jiwa seperti gunung, makam para raja, bangsawan kerajaan demak dan masjid demak.
Sultan Demak yang masih tampak muda itu sudah banyak bertemu para raja dan sultan di tanah air (Demak, Bali, Palembang, Pajajaran) dan luar negeri (Malaysia, Singapura).
R. Sumito mendapat gelar Doktor Honoris Causa dan Rp 20.000.000 dari AIMSH (America Institut Manajemen Studi Hawai) atas jasa dan kepeduliannya melestarikan situs benda-benda pusaka kerajaan Demak Bintoro, khususnya apa yang telah dilakukan untuk Makam Astana Gedhong Kenep. Perjuangan ini tentu saja tidak mudah, sempat mengundang kontroversi (pembakaran makam tersebut).
Saya menghela nafas, silaturahim kelar. Saya meninggalkan gedung yang semakin sepi ditinggal tamu dan menyambangi vihara besar yang luar biasa indah ini. Masih banyak orang yang berdoa disana. Pssst. Saya tidak boleh berisik.
Sebelum meninggalkan aula vihara Watugong, saya jepret kepergian beliau dengan mobil SUV warna hitamnya. Sopir diminta berhenti ditempat saya berdiri (depan vihara), beliau membuka kaca jendela dan melambaikan tangan kepada saya.
Saya mengangguk, sedikit membungkuk dan mengatakan, „Ndherekaken.“ Saya turut mengantar dari jarak jauh. Beliau melaju pasti menuju balai Witono karaton Glagahwangi, Jln.Pangeran Demak No. 100, Demak, Jawa Tengah, Indonesia. (G76)

15 Jun 2013 - Gelar budaya ke-4 tahun 2013 yang dilaksanakan di kraton Glagahwangi Dhimak di Demak Jateng,bertujuan untuk menguri-uri budaya  ...
Pemberian Gelar KRT Dari Sultan Demak
Gelar budaya ke-4 tahun 2013 yang dilaksanakan di kraton Glagahwangi Dhimak di Demak Jateng,bertujuan untuk menguri-uri budaya Kesultanan Demak Bintoro.Pagelaran ini dimulai rabu malam kamis (5/6) dengan acara pemberian gelar dari Ratu Syarifa Malaysia kepada DYMM Sultan Suryo Alam dan pemberian cindera mata blangkon dan pin dari DYMM Sultan Suryo Alam kepada juru kunci Keraton Ario Penangsang Cepu.

Kemudian dilanjutkan dengan pemberian gelar kekerabatan warga dalem. Pemberian gelar ini di ikuti abdi dalem dari berbagai daerah jawa.Di antara gelar kekerabatan yang diberikan adalah gelar Ki Ageng,Mas Ngabehi,Mas Lurah,Raden Ngabehi,Mas Bekel,Mas Temenggung,Kanjeng Temenggung dan Kanjeng Raden Tumenggung.Ada gelar kekerabatan yang diberikan kepada warga baru dengan gelar Kanjeng Raden Temenggung (KRT) adalah Nur Firdaus Ginting Suka dari Medan,Moh Mukayani (Yani Geteda) dari Blitar,Gus Man dari Banten,Eko Wahyudi dari Mojokerto dan Sadin Subekti dari Surabaya.”Mereka semua telah kami pertimbangkan kelayakannya dan berhak mendapatkan gelar tersebut karena tidak semua bisa mendapatkan gelar ini ” ujar Puji Purwito Humas Karaton Glagahwangi Dhimak Demak,Jawa Tengah.
Disamping itu gelar kekerabatan juga diberikan pada sultan nusantara, tokoh nasional mantan Gubernur DKI Jaya Bpk.Sutiyoso, Datuk dari Malaysia,Raja Roma Itali, serta undangan dari Singapura,Filipina dan Thailand. “Pemberian gelar kekerabatan ini dalam upaya untuk menguri-uri budaya Kesultanan Demak Bintoro dan mengumpulkan balung yang berserakan untuk kembali menjadi satu,” ujar DYMM Sultan Suryo Alam Raja Demak.
Usai mengadakan gelar kekerabatan dilanjutkan dengan acara peringatan Isra`Mikraj Nabi Muhammad SAW dan haul Syekh Subakir. Peringatan ini bukan dalam bentuk ceramah sebagaimana pengajian akbar pada umumnya melainkan dalam bentuk pagelaran wayang, dimana ustadnya menyampaikan dengan mengunakan media wayang kulit seperti yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga


15 Jun 2013 - Gelar budaya ke-4 tahun 2013 yang dilaksanakan di kraton Glagahwangi Dhimak di Demak Jateng,bertujuan untuk menguri-uri budaya  ...

Pemberian Gelar KRT Mas Yani Geteda Dari Sultan Demak

Gelar budaya ke-4 tahun 2013 yang dilaksanakan di kraton Glagahwangi Dhimak di Demak Jateng,bertujuan untuk menguri-uri budaya Kesultanan Demak Bintoro.Pagelaran ini dimulai rabu malam kamis (5/6) dengan acara pemberian gelar dari Ratu Syarifa Malaysia kepada DYMM Sultan Suryo Alam dan pemberian cindera mata blangkon dan pin dari DYMM Sultan Suryo Alam kepada juru kunci Keraton Ario Penangsang Cepu.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian gelar kekerabatan warga dalem. Pemberian gelar ini di ikuti abdi dalem dari berbagai daerah jawa.Di antara gelar kekerabatan yang diberikan adalah gelar Ki Ageng,Mas Ngabehi,Mas Lurah,Raden Ngabehi,Mas Bekel,Mas Temenggung,Kanjeng Temenggung dan Kanjeng Raden Tumenggung.Ada gelar kekerabatan yang diberikan kepada warga baru dengan gelar Kanjeng Raden Temenggung (KRT) adalah Nur Firdaus Ginting Suka dari Medan,Moh Mukayani (Yani Geteda) dari Blitar,Gus Man dari Banten,Eko Wahyudi dari Mojokerto dan Sadin Subekti dari Surabaya.”Mereka semua telah kami pertimbangkan kelayakannya dan berhak mendapatkan gelar tersebut karena tidak semua bisa mendapatkan gelar ini”ujar Puji Purwito Humas Karaton Glagahwangi Dhimak Demak,Jawa Tengah.
Disamping itu gelar kekerabatan juga diberikan pada sultan nusantara, tokoh nasional mantan Gubernur DKI Jaya Bpk.Sutiyoso, Datuk dari Malaysia,Raja Roma Itali, serta undangan dari Singapura,Filipina dan Thailand. “Pemberian gelar kekerabatan ini dalam upaya untuk menguri-uri budaya Kesultanan Demak Bintoro dan mengumpulkan balung yang berserakan untuk kembali menjadi satu,”ujar DYMM Sultan Suryo Alam Raja Demak.
Usai mengadakan gelar kekerabatan dilanjutkan dengan acara peringatan Isra`Mikraj Nabi Muhammad SAW dan haul Syekh Subakir. Peringatan ini bukan dalam bentuk ceramah sebagaimana pengajian akbar pada umumnya melainkan dalam bentuk pagelaran wayang,dimana ustadnya menyampaikan dengan mengunakan media wayang kulit seperti yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga.
Sumber : Tabloid Posmo,733 Tahun XIII 19 Juni 2013


Gelar Budaya di Karaton Glagahwangi Dhimak di Demak … 
KERATON GLAGAHWANGI DHIMAK
 Penerbit Menara Madina
Menguri-uri Budaya Kesultanan Demak Bintoro
19.Gelar Budaya Karaton Glagahwangi 05 Juni 2013
20.Gelar Budaya Karaton Glagahwangi 05 Juni 2013
22.Gelar Budaya Karaton Glagahwangi 05 Juni 2013
23.Gelar Budaya Karaton Glagahwangi 05 Juni 2013
24.Gelar Budaya Karaton Glagahwangi 05 Juni 2013
25.Gelar Budaya Karaton Glagahwangi 05 Juni 2013

26.Gelar Budaya Karaton Glagahwangi 05 Juni 2013

Pagelaran Budaya Kesultanan Demak yang diadakan DYMM Sultan Suryo Alam Raja Demak berjalan dengan meriah dan sukses. Rabu-Jumat, 5-7 Juni 2013 di Karaton Gelagahwangi Dhimak Jl Pangeran Demak 100 Demak Jawa Tengah. Berikut ini laporan posmo.
Gelar Budaya ke-4 tahun 2013 ini dimulai Rabu malam Kamis, (5/6) dengan acara pemberian gelar dari Ratu Syarifa Malaysia kepada DYMM Sultan Suryo Alam dan pemberian cinderamata blangkon dan pin dari DYMM Sultan Suryo Alam kepada juru kunci Keraton Ario Penangsang Cepu.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian gelar kekerabatan warga dalem. Pemberian gelar ini diikuti abdi dalem dari berbagai daerah Jawa. Di antara gelar kekerabatan yang diberikan adalah gelar Ki Ageng, Mas Ngabehi, Mas Lurah, Raden Ngabehi, Mas Bekel, Mas Tumenggung, Mas Ayu, Ngabehi, Raden Tumenggung, Kanjeng Tumenggung, dan Kanjeng Raden Tumenggung.
“Ada gelar kekerabatan yang diberikan kepada warga baru dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) adalah Nur Firdaus Ginting Suka, Mukayani, Gus Man, Eko Wahyudi, dan Sadin Subekti. Mereka telah kami pertimbangkan kelayakannya dan berhak mendapat gelar tersebut. Karena tidak semua orang bisa mendapatkan gelar ini,” ujar KRT Puji Purwito Humas Karaton Glagahwangi Dhimak Demak, Jawa Tengah.
Usai mengadakan gelar kekerabatan dilanjutkan dengan acara peringatan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW dan haul Syekh Subakir. Peringatan ini bukan dalam bentuk ceramah sebagaimana pengajian akbar pada umumnya, melainkan dalam bentuk pagelaran wayang. Yaitu ustadnya menyampaikan dengan menggunakan media wayang kulit.
Keesokan harinya pada Kamis malam Jumat, (6/6) diadakan gelar kerabat yang diberikan kepada Sultan Nusantara, tokoh nasional seperti Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jaya dan Datuk dari Malaysia, raja Roma Italia serta undangan luar negeri lain dari Singapura, Filipina, dan Thailand. Adapun pemberi gelar kepada mereka adalah Sultan Suryo Alam raja Demak dan Prabu Jauhari Notobroto Raja Nusantara dari Malaysia. Disaksikan Raja Kurabsi kerajaan Karo.
“Pemberian gelar kekerabatan pada tokoh nasional Indonesia dan datuk dari Malaysia, Filipina, Singapura dalam upaya menguri-uri budaya Kesultanan Demak Bintoro dan mengumpulkan balung yang berserakan kembali menjadi satu,” ujar DYMM Sultan Suryo Alam raja Demak.
Suasana pemberian gelar kekerabatan tahun ini berlangsung sangat meriah dan berjalan dengan lancar. Semua yang mendapat gelar kekerabatan dan undangan yang hadir merasakan kepuasan. Karena mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun aparat keamanan.

Pusaka Majapahit
Setelah pemberian gelar budaya berakhir dilanjutkan dengan pepasrahan pusaka Majapahit oleh Ketua Lembaga Adat Majapahit Pangeran Agus dari Mojokerto. Suasana kemudian berubah menjadi khusuk. Karena seluruh undangan yang hadir memperhatikan acara prosesi pepasrahan pusaka yang cukup keramat itu.
Prosesi penyerahan pusaka sebagai pertanda berakhirnya acara pemberian kekerabatan. Kemudian dilanjutkan dengan acara jamuan makan. Khas Kesultanan Demak di lokasi masjid yang sedang dibangun. Tampak persatuan dan kesatuan di antara para undangan yang merupakan masih dalam satu saudara berasal dari Kesultanan Demak Bintoro.
Usai jamuan makan undangan dihibur dengan Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Gatot Koco Jadi Ratu. HUSNU MUFID


Keraton Glagahwangi Dhimak  dan Sultan Demak Sri Sultan Suryo Alam …
KERATON GLAGAHWANGI DHIMAK
 Penerbit Menara Madina
27.Karaton Glagahwangi Dhimak – Srisultam Suryo Alam Joyo Kusumo
28.Karaton Glagahwangi Dhimak – Srisultam Suryo Alam Joyo Kusumo
29.Buku Pembabaran Syech Subakir di Tanah Jawa
30.Raja Majapahit Bali dan Istana Mancawarna Tampaksiring Bali


31 Des 2012 - Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di antaranya, pemberian gelar kerabat keraton Glagah Wangi Dhimak, ruwatan agung bumi nusantara  ...
Wayang ’’Wahyu Tirta Manik Moyo Mahadi’’ Peringati Thn Baru Jawa. 
DALAM rangka memeringati Tahun Baru Jawa 1946 Saka dan Tahun Baru Islam 1434 Hijriyah, Keraton Glagah Wangi Dhimak Nusantara, Aliansi Indonesia, dan Lembaga Adat Budaya Majapahit (LABM) menyelanggarakan Gelar Budaya Semarak Tahun Baru Islam 1434 H dan Tahun Baru Jawa 1946 Saka ruwatan agung bumi nusantara, di Kompleks Keraton Glagah Wangi Dhimak Nusantara, Demak.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di antaranya, pemberian gelar kerabat keraton Glagah Wangi Dhimak, ruwatan agung bumi nusantara dengan menggelar wayang kulit, yang mengangkat lakon Wahyu Tirta Manikmaya Mahadi oleh Ki Dalang Kasran Kondobuwono, yang usianya lebih dari 100 tahun.
Dalam sambutannya, Sri Sultan Suryo Alam Joyokusumo mengajak kepada hadirin untuk bangkit bersama membenahi Indonesia.
Sebab, sebenarnya Indonesia belum merdeka, yang secara implisit dicantumkan dalam pembukaan UUD 1945.
Banyak Permasalahan
Para pendiri bangsa hanya menghantarkan ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, belum masuk ke dalam ’’rumah’’ kemerdekaan sehingga masih banyak permasalahan.
’’Harapan dari terselenggaranya kegiatan ini untuk menghilangkan bala’ atau kutukan yang dialami Bangsa Indonesia. Mendoakan supaya Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, kuat, adil dan damai sejahtera,’’ katanya. (Prasetyo, warga Demak Kota-64)

 

15 Des 2012 - Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pemberian Gelar Kerabat Keraton Glagah Wangi Dhimak, Ruwatan Agung Bumi  ...

Semarakkan Tahun Baru Islam Dengan Gelaran Ruwatan Agung Bumi Nusantara

Demak - Dalam rangka peringatan Tahun Baru Jawa 1946 Saka dan Tahun Baru Islam 1434 Hijriyah pada 11 - 12 Desember 2012 telah diselenggarakan kegiatan Gelar Budaya Semarak Tahun Baru Islam 1434 H dan Tahun Baru Jawa 1946 Saka Ruwatan Agung Bumi Nusantara bertempat di Kompleks Kabupaten Demak. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama …  Aliansi Indonesia, dan Lembaga Adat Budaya Majapahit (LABM).
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pemberian Gelar Kerabat Keraton Glagah Wangi Dhimak, Ruwatan Agung Bumi Nusantara dengan gelaran Wayang Kulit “Wahyu Tirta Manikmaya Mahadi” oleh Dalang Ki Kasran Kondobuwono yang umurnya sudah 100 tahun lebih. Pasiraman Agung Nusantara dengan air yang diperoleh dari tujuh mata air (patirtan) di lima titik penjuru nusantara yang merupakan lokasi terakhir setelah dilaksanakan di Trowulan Mojokerto, Srandil Kroya Cilacap, Monas Jakarta, Kesultanan Tenggarrong Kutai Kartanegara, dan terakhir di Karaton Glagah Wangi Dhimak.
Mahful M. Tumanurung, M.A mendapatkan gelar kehormatan kerabat Karaton Glagahwangi Dhimak dan menerima Pusaka Payung Songsong Gringsing Udah Riwis dari Lembaga Adat Budaya Majapahit (LABM) yang serahkan oleh Sri Sultan Soryo Alam Joyokusumo.
Harapan dari terselenggaranya kegiatan ini adalah untuk menghilangkan bala atau kutukan  yang dialami bangsa Indonesia, mendoakan supaya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, kuat, adil dan damai sejahtera..(Press Release)

 WAKTU = 01 DESEMBER 2012
 BLOG = www.pdpas.blogspot.com
Kami selaku Paguyuban Keluarga Silat Nasional Indonesia PERISAI DIRI Cabang Pasuruan(Kesilatnas PD), Mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonorejo beserta jajaranya, sebagai penyedia tempat kegiatan dan dukungan yang luar biasa besar nya.

Serta pihak lain yang terkait, Muspika Wonorejo, Koramil, Polsek, serta orang tua wali murid yang memberikan kepercayaan penuh dan dukungan kepadaPaguyuban Keluarga Silat Nasional Indonesia PERISAI DIRI Cabang Pasuruan. Tidak lupa pula, kami sampaikan rasa terima kasih kepada panitia penyelenggara yang sudah mempersiapkan kegiatan pelantikan dan persami Paguyuban Keluarga Silat Nasional Indonesia PERISAI DIRI Cabang Pasuruan
Salam,

04 July 2012 - untuk ke Demak bagi menghadiri sambutan ulangtahun keputeraan Sultan Demak, SRI SULTAN SURYA ALAM JOYOKUSUMO serta …
DIJEMPUT MENGADAP SULTAN DEMAK
Terbit  =  04-07-2012
38.GELAR BUDAYA GLAGAHWANGI 04 JUL 2012
Rabu lalu (4 Julai 2012) saya berangkat ke Semarang untuk ke Demak bagi menghadiri sambutan ulangtahun keputeraan Sultan Demak, SRI SULTAN SURYA ALAM JOYOKUSUMO serta perhimpunan sultan-sultan Nusantara.
Penerbangan menggunakan pesawat AirAsia tertangguh kira- kira satu jam kerana masalah pada sistem pendaftaran masuk syarikat penerbangan tambang murah itu.
Ketika rombongan kira-kira 30 orang dari Kuala Lumpur tiba di Lapangan Terbang Antarabangsa Ahmad Yani, Semarang waktu sudah hampir Isyak.
Selain Datuk Seri Mohamad Yakub (bekas Setiausaha Kerja BN) dan Datuk Kamaruzaman Che Mat (bekas Pengarah Urusan Bank Rakyat) rombongan turut disertai Tan Sri Syed Mohd Yusof Tun Syed Nasir (Tan Sri Jojo) yang tiba dengan jet peribadinya keesokan hari.
Tan Sri Jojo yang juga ahli Dewan Diraja Selangor adalah keturunan daripada kerabat Diraja Siak dan pernah menerima pingat darjah kebesaran Kesultanan Siak yang membawa gelaran Pangeran Seri Lela Wangsa.
39.GELAR BUDAYA GLAGAHWANGI 04 JUL 2012
MELAWAT KOTA WALI
Esoknya tengahari,  saya bersama beberapa teman termasuk krew berita yang mengikuti saya berkereta ke Demak.
Setibanya kami di Kota Wali Songo itu, kami meninjau persiapan majlis ulang tahun dan himpunan Raja-raja dan sultan Nusantara di istana (Karaton Glagahwangi Dhimak).
Istana yang dimaksudkan tidaklah seperti gambaran kebanyakan istana yang ada di Malaysia. Ia hanyalah rumah kampung yang berada di atas tapak asal istana Kesultanan Islam Demak dahulu.
Balairong istana sultan adalah sebuah pentas besar yang disambung dengan bahagian depan "istana". Pada siangnya ia memang tidak kelihatan seperi istana, namun setelah malam ketika istiadat bermula ia benar-benar seperti istana.
Pada majlis malam itu iaitu malam Jumaat Legi (Jumaat Manis) dan Nisfu Syaaban, antara sultan yang hadir ialah Sultan Palembang, Jambi, Siak, Indragiri, Pagaruyung, Cerebon dan Permaisuri Ternate (Maluku Utara) serta wakil-wakil sultan.
Mereka adalah sultan yang tiada tahta, kehadiran mereka di atas semangat kebersamaan mendokong semangat untuk menegakkan waris budaya dalam majlis Gelar Budaya.
Gelaran sultan adalah sah mengikut catatan sejarah dan undang-undang Indoneia. Mereka bernaung di bawah kesatuan sultan-sultan dan raja-raja Nusantara melalui Yayasan Raja dan Sultan Nusantara (YARASULTRA) dan mendorong terbentuknya Asosiasi atau Perkumpulan Kerajaan dan Kesultanan Seluruh Indonesia dengan  jumlah keseluruhnnya kira-kira 133 sultan  dan 137 di seluruh Nusantara.
40.GELAR BUDAYA GLAGAHWANGI 04 JUL 2012
(Lokman Hamidi menerima gelaran Kanjeng Raden Mas Haryo Tumenggung daripada Sultan Demak)

BERTEMU KERABAT
Pada malam itu saya turut diberikan anugerahkan oleh Sultan Demak di atas kapasiti sebagai leluhur (kerabat) dengan gelaran Kanjeng Raden Mas Haryo Tumenggung.
Namun apa yang membuat saya teruja apabila saya diketemukan dengan wakil Sri Sultan Hamengku Buwono XIII, satu-satunya Sultan yang masih bertahta dan mempunyai kuasa politik di Indonesia, di daerah istimewa Yogjakarta (DIY).
Pertemuan secara kebetulan itu terjadi apabila saya keluar dari dewan istiadat untuk berehat apabila saya menyapa dua orang anak muda berpakaian biasa yang sedang duduk di dalam gelap.
Seorang daripada mereka kemudian mengejutkan saya dengan persoalan ini. "Radin Tarmidzi ngak datang?", tanya dia. Saya jawap ayah baru keluar hospital siang tadi di Kuala Lumpur.
Dalam fikiran saya tertanya-tanya bagaimana dia boleh tahu nama ayah saya sedangkan di Malaysia ayah lebih dikenali dengan nama Hamidi bukan Radin Tarmidzi (Radin Haji Ahmad Tarmidzi Radin Haji Abdul Fattah).
Mungkin beliau mengenali saya melalui nama yang disebut oleh pengacara majlis ketika dipanggil mengadap Sultan Demak sebelum itu. Dan persoalan lain masih menjadi tanda tanya.
Setelah berbual panjang, seorang lagi anak muda itu, Raden Armaya Mangkunegara membawa saya ke dalam dewan untuk memperkenalkan saya dengan ayahandanya yang mewakili Keraton DIY.
Ayah pernah bercerita bahawa keturunannya daripada kerabat kesultanan Mataram yang kini dikenali sebagai Yogjakarta. Dan beberapa tahun lalu, abang Zahid yang beberapa kali ke keraton Yogjakarta telah dibekalkan dengan carta susulgalur leluhur berkenaan.
Saya menceritakan itu semua kepada mereka termasuk cop mohor serta orang yang menjaga salahsilah itu. Seorang lelaki yang duduk bersebelahan ayahanda kepada Raden Armaya yang turut berpakaian Keraton Yogjakarta berkata dialah orangnya yang menjaga salahsilah itu. Lalu saya kemudian dipeluk oleh kedua-dua lelaki berkenaan.

02 Okt 2011 - Laporan Kanit 1 Intelkam Aiptu Sumarno … 
Laporan Kanit 1 Intelkam Aiptu Sumarno
Demak, 02 Oktober 2011

Yth. Kapolres Demak
Selamat Pagi Bapak Kapolres,
Mohon ijin melaporkan situasi Kamtibmas Polres Demak selama 1 x 24 Jam, sampai saat ini pada umumnya masih aman dan terkendali.

- Kejadian / Kegiatan ( Ideologi, Politik, Ekonomi & Sosial Budaya ) yang menonjol : Nihil.

- Sosial Budaya : 2 Kegiatan.

1. Pada hari Minggu tanggal 02 Oktober 2011 pukul 10.30 s/d 12.30 Wib bertempat di Gedung Serba guna Polres lama Jl. Bhayangkara Demak telah berlangsung giat Silaturahim / Halal bihalal Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP). Hadir dalam giat tersebut Ketua Daerah KBPPP Jateng SASMITO SH, Ketua KBPPP Resor Grobogan, Ketua PP Polri Kab Demak, Kasubbag Pers Bag Sumda AKP MK BUDIONO, Kasat Binmas AKP SUJARI, Pengurus KBPPP Resor Demak beserta anggota, dan perwakilan Bhayangkari ± 40. Selama giat berlangsung berjalan aman dan terkendali.

# Tindakan Polri : personil Polres Demak telah melaksanakan pam & monitoring giat Silaturahim / Halal bihalal Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP). 
41.PARADE FESTIVAL KARATON NUSANTARA

2. Pada hari Minggu tanggal 02 Oktober 2011 pukul 21.00 s/d 00.45 Wib di Balai Witono Yayasan Kraton Glagah Wangi Dmk sedang berlangsung Halal Bi Halal dan Silaturahmi Kebudayaan Ratu ANIS Beserta rombongan keluarga Kesultanan Kelantan Malaysia lk. 30 orang kepada kerabat Keraton Glagah Wangi Dhimak. Hadir Muspika Demak Kota, Drs. MULYANI M NOER, Anggota DPRD Propinsi Jateng SURURI, Ketua Paguyuban Ahli Waris Sunan Kalijaga Demak Kota R. SUJONO, Ketua Dewan Pendekar Perisai Diri PARYONO dari Surabaya, Ketua Lembaga Adat Nusantara EYANG KUSUMO HARTANI, Ketua Yayasan Kraton Glagah Wangi Demak R. SUMINTO, Toga/ Tomas Glagah Wangi dan tamu undangan lk. 200 orang. Setelah selesai mengikuti giat Halal Bi Halal dan Silaturahmi tersebut kemudian Ratu ANIS Beserta rombongan keluarga Kesultanan Kelantan Malaysia lk. 30 orang berziarah ke Makam Sultan Fatah yang ada di komplek Masjid Agung Demak. Seusai berziarah kemudian rombongan meninggalkan Demak menuju ke Solo. Selama giat berlangsung berjalan dengan aman dan terkendali.

# Tindakan Polri : Personil Sat. Intelkam beserta Polsek Demak Kota yang dipimpin oleh Kapolsek Demak telah melakukan pam & monitoring Giat Halal Bi Halal dan Silaturahmi di Balai Witono Yayasan Kraton Glagah Wangi Dmk.
Hormat Kami :
KANIT I INTELKAM



AIPTU SUMARNO

01 Agst 2010 - Kraton Demak Bangkit Lagi … 
  Sumber = lawupos.net
  Terbit =  01-08-2010
42.SKETSA KARATON DAN MASJID DEMAK
Yayasan keluarga keraton Pengging Wonosegoro, Majasto Sujoharjo, Jawa Tengah,  siap memulai proses pemugaran dan pembangunan kembali keraton Kerajaan Demak dan pemugaran makam Syech Subakir dalam satu komplek Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak, Demak, Jawa Tengah.
Situs Republika mengutip Munandar Wijaya Kusuma, selaku Ketua Yayasan Keluarga Keraton Pengging Wonosegoro, Majasto Sujoharjo, Jawa Tengah saat jumpa pers di Jakarta ”Rencananya komplek Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak, Demak ini akan menjadi pusat sejarah Islam Indonesia,” kata Munandar.
Munandar yang juga masih keturunan Pakubuwono X ini mengaku prihatin setelah melihat betapa banyak situs budaya (keraton), dan sosok guru penyebar agama Islam (Syeck Subakir) nyaris punah karena tidak mendapat perhatian negara atau pemerintah. ”Sebagai pewaris keturunan saya tergerak dan punya kepedulian terhadap masalah itu,” ucapnya.
Tentunya, lanjutnya, komplek Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak, Demak dapat mengangkat jatidiri bangsa dalam bidang peradaban budaya bangsa dan kebesaran kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. ”Diharapkan juga dapat menjadi objeck wisata Islam,” tegas Munandar.
Sementara itu, Imam Subaryoto, selaku pelaksana proyek optimis pembangunan pusat sejarah Islam Indonnesia di Demak itu akan terealisasi dengan baik sesuai harapan. Targetnya, dua atau tiga tahun kedepan sudah rampung. Imam menjelaskan pusat sejarah Islam Indonnesia di Demak itu  akan berdiri diatas tanah seluas 36 hektar yang diperuntukan bagi keraton, makam, sekolah Islam dari TK sampai penguruan tinggi dan Islamic Center. (ist).
Sumber : lawupos.net

13 Jan 2013 – Letak Lokasi Kerajaan Demak …  
Kerajaan Demak
Posted: 13 Januari 2013 in Umum
Tag:awal berdiri kerajaan
kerjaan demak
KERAJAAN ISLAM DEMAK
Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam mengislamkan jawa yang kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan perkembangan islam di jawa selanjutnya, para walisongo memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota demak sebagai sentral segala sesuatunya. Atas dukungan walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka pesantren di desa glagah wangi. Tidak lama kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama di jawa.
Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan prabu brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG KERTANING BUMI “ . adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni mati siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang dengan nama “ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten yang adipatinya memeluk agam islam.
Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di glagah wangi adalah nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah inilah , raden patah bermukim di desa glagah wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.
Adapun asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :
1. menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya tanah yang mengandung air ( rawa)
2. menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agam islam pada waktu itu.
3. menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang artinya pegangan atau pemberian.

LETAK LOKASI KERAJAAN DEMAK
Dari hasil penilitian IAIN walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang bahan-bahan sejarah islam di jawa tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa ada beberapa pendapat mengenai letak kesultanan ( istana kerajaan ) Demak, yaitu ;
Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa raden Patah mulai menyebarkan agama islam di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama islam. Pendirian masjid Demak bersama para walisongo merupakan lambang kesultanan demak. Adapun tempat kediaman raden Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yang letaknya diperkirakan sekitar stasiun Kereta APi sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok
Kedua ; bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan letak kraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan ( sebelah timur alun-alun) . dengan alas an bahwa pada zaman colonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat ini didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil ( setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.
Ketiga : bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid agung demak, menyebrangi sungai dengan ditandai oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan diantara kedua pohon itu terdapat makam kiyai GUNDUK.. menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang ditanam itu sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).
43.PUING-PUING PETILASAN KARATON DAN MASJID DEMAK
Runtuhnya kerajaan Demak
Dalam catatan sejarah,keributan politik yang berpangkal pada persoalan perebutan kekuasaan tertinggi di Demak sesudah meninggalnya Sultan Trenggono ( raja ke-III ) , Tampaknya telah mengangkat Hadiwijaya ke jenjang tertinggi kerajaan Pajang. Semua Raja-raja kecil dan para bupati di seluruh wilayah Demak harus mengakui kenyataan tunduk pada kekuasaan Pajang. Dengan demikian kekuasaan Demak secara resmi sudah tidak ada. Dan mulai berpindah ke Pajang ( letaknya di dekat kota Solo sekarang ). Sedangkan Demak sendiri mulai dinyatakan sebagai ibu kota daerah yang diperintah oleh seorang Adipati yang tunduk pada Paajang. Keadaan tersebut tidak berubah sampai ketika peta kekuatan politik di Pajang pindah ke Mataram pada akhir abad 16.

17 Pebr 2010 – Situs Kerajaan / Keraton Demak Yang Hilang …
Keraton Demak, Situs Kerajaan yang Hilang
 Tanggal = 17-02-2010
 Disadur dari = Suaramerdeka  -  10 Februari 2010
SEJARAH mencatat pada abad XV hinggga XVI terdapat kerajaan besar yang berpusat di Demak dengan rajanya, Sultan Fatah. Situs yang tertinggal, seperti Masjid Agung Demak menjadi buktinya. Tetapi, muncul pertanyaan dimanakah sebenarnya letak Keraton Demak itu?
Pertanyaan itu menjadi wacana yang selalu diperbincangkan dan belum ada yang menemukan jawabannya. Padahal, berbagai penelitihan telah dilakukan. Bukan hanya oleh akademisi, peneliti, arkeolog, tetapi juga mereka yang memiliki minat dan keingintahuan menapak jejak kerajaan Demak.
Hasilnya, banyak pihak yang memiliki pandangan berbeda tentang posisi yang pasti letak keraton itu. Persoalan tersebut menjadi bahan kajian menarik dalam seminar bertema ’’Mengungkap Silsilah dan Situs Kerajaan Demak’’ yang diadakan LSM Gelora di aula Gedung DPRD Demak, kemarin.
Tampil sebagai pembicara  :  Prof Dr Wasino M Hum (guru besar sejarah Unnes) Prof Dr H A Sutarmadi ((UIN Syarif Hidayatullah), Drs H Masrun M Nor MH, Triyanto Triwikromo (Redaktur Suara Merdeka) dan  R Sumito Joyo Kusumo ( Srisultan Suryo Alam Joyo Kusumo ).
 Prof Wasino mengungkapkan, runtuhnya kerajaan Demak terjadi beberapa waktu setelah wafatnya Sultan Trenggono. Saat itu, terjadi konflik keluarga.
Situsnya Hilang 
Mengenai letak Keraton Demak, dia mengatakan, situs yang tinggal reruntuhan itu dihancurkan oleh pemerintahan Belanda pada masa Gubernur Jenderal Daendels. Posisi keraton dipakai untuk jalan dari arah Semarang hingga ke Demak. ’’Posisi situs kerajaan itu berada di sebelah alun-alun Demak yang sekarang menjadi jalan raya. Situs tersebut telah hancur sejalan dengan perkembangan jalan daendels yang telah merobohkan bekas keraton.’’
Bekas istana semakin hilang pada akhir abad ke XIX, bertepatan dengan pembuatan jalur kereta api Semarang-Juwana melalui Demak. Pembuatan jalur kereta api tepat melalui pusat kerajaan (keraton) Demak. ’’Jadi situs bangunan kerajaan Demak ini kemungkinan sudah hilang,’’ katanya.
Masrum M Noor mengatakan, telah banyak rekomendasi yang disampaikan para penulis sejarah Demak tentang letak keraton Kesultanan Demak. Di antaranya, hasil penelitian IAIN Walisongo tahun 1975 yang merekomendasikan ada tiga kemungkinan letak istananya. Yakni, di sekitar stasiun kereta api sebagai rumah Sultan Fatah. Sedangkan, keratonnya berada di Lembaga Pemasyarakatan atau lokasinya berhadapan dengan Masjid Agung Demak.
Hasil penelitian Fakultas Sastra Undip tahun 1994-1995 menyebutkan, lokasi paling relevan  itu di sebelah selatan alun-alun menghadap ke utara yang oleh masyarakat disebutkan setinggil.
Hasil penelitian tim pencari pusat dan tata letak pemerintahan kerajanaan Islam menyebutkan hasil tes geolistrik atau pemetaan wilayah melalui udara, posisi kerajaan berada di lahan yang kini dipergunakan untuk kantor Kejaksaan Negeri. Di situ juga pernah ditemukan keramik-keramik keraton.
R Sumito Joyo Kusumo mengatakan : tepat keraton berada di tanah yang dipakai untuk SMPN 2 Demak.
Persoalan sejarah Demak yang masih simpang siur, menurut Triyanto Triwikromo agaknya akan menyulitkan dalam mencari bekas keraton. Karenanya perlu dilakukan penelitian arkelogis, historis, geologis dan geografis guna mengungkap misteri tersebut. ’’Termasuk juga perlu penelitian kultural, politis dan ekonomis untuk menyatakan lokasi keraton,’’ terangnya. (Hasan Hamid-90)


13 Sep 2009 - Guna menyelamatkan warisan budaya dan sejarah keraton, yayasan ...satu kompleks Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak,  ...
Senin, 14 September 2009 pukul 01:04:00

Dibangun Pusat Sejarah Islam di Demak

JAKARTA -- Situs budaya keraton yang nyaris punah dan tak mendapat perhatian pemerintah mengundang keprihatinan Yayasan Keluarga Keraton Pengging Wonosegoro, Majasto Sujoharjo, Jawa Tengah. 
Guna menyelamatkan warisan budaya dan sejarah keraton, yayasan tersebut mulai memugar serta membangun kembali keraton Kerajaan Demak dan makam Syekh Subakir, dalam satu kompleks Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak, Demak, Jawa Tengah.''Rencananya, kompleks Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak, Demak ini akan menjadi pusat sejarah Islam Indonesia,'' ungkap
Munandar Wijaya Kusuma, ketua Yayasan Keluarga Keraton Pengging Wonosegoro, Majasto Sujoharjo, Jawa Tengah di Jakarta, akhir pekan lalu.
Munandar yang juga masih
merupakan keturunan Pakubuwono X itu mengaku prihatin dengan kondisi situs budaya (keraton). Terlebih, kata dia, sosok guru penyebar agama Islam, Syekh Subakir, nyaris punah karena tidak mendapat perhatian negara atau pemerintah. 
''Sebagai pewaris keturunan, saya tergerak dan punya kepedulian terhadap masalah itu,'' tuturnya. Pihaknya berharap, kompleks Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak itu dapat mengangkat jati diri bangsa, dalam bidang peradaban budaya bangsa dan kebesaran kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di tanah Jawa.
Rencananya, kompleks itu juga akan dijadikan objek wisata Islam. Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Proyek, Imam Subaryoto, optimistis pembangunan pusat sejarah Islam Indonesia di Demak itu akan terealisasi dengan baik sesuai harapan. Targetnya, dua atau tiga tahun ke depan sudah rampung. Imam menjelaskan, pusat sejarah Islam Indonesia di Demak itu akan berdiri di atas tanah seluas 36 hektare yang diperuntukkan bagi keraton, makam, sekolah Islam dari TK sampai penguruan tinggi, dan Islamic Center. 
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) juga sedang memprogramkan pembangunan "Islamic Center" berbasis wisata religi sehingga dibutuhkan dukungan berbagai pihak, untuk menyukseskan program tersebut. 
"Islamic Center yang akan kita bangun akan menjadi pusat peradaban Islam di NTB, dan akan dikembangkan menjadi pusat wisata religi," ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) NTB, Rosiadi Sayuti, Ahad (13/9). Ia mengatakan, Islamic Center yang akan dimulai pembangunannya awal 2010 mendatang itu berlokasi di lahan bekas gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB dan Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP)."Islamic Center itu akan berisi gedung-gedung yang representatif, namun mencerminkan citra Islami yang akan dibangun pada lahan seluas enam hektare," ujarnya.   ruz/ant

13 Sept 2009 – Keraton Demak Bangkit Lagi … 
Keraton Demak Bangkit Lagi
Oleh lawupos on 13 September 2009 
44.SKETSA KARATON DAN MASJID DEMAK
lawupos.net : 
Yayasan keluarga keraton Pengging Wonosegoro, Majasto Sujoharjo, Jawa Tengah,  siap memulai proses pemugaran dan pembangunan kembali keraton Kerajaan Demak dan pemugaran makam Syech Subakir dalam satu komplek Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak, Demak, Jawa Tengah.
Situs Republika mengutip Munandar Wijaya Kusuma, selaku Ketua Yayasan Keluarga Keraton Pengging Wonosegoro, Majasto Sujoharjo, Jawa Tengah saat jumpa pers di Jakarta ”Rencananya komplek Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak, Demak ini akan menjadi pusat sejarah Islam Indonesia,” kata Munandar.
Munandar yang juga masih keturunan Pakubuwono X ini mengaku prihatin setelah melihat betapa banyak situs budaya (keraton), dan sosok guru penyebar agama Islam (Syeck Subakir) nyaris punah karena tidak mendapat perhatian negara atau pemerintah. ”Sebagai pewaris keturunan saya tergerak dan punya kepedulian terhadap masalah itu,” ucapnya.
Tentunya, lanjutnya, komplek Lintas Terpadu Bumi Keraton Glagahwangi Dhimak, Demak dapat mengangkat jatidiri bangsa dalam bidang peradaban budaya bangsa dan kebesaran kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. ”Diharapkan juga dapat menjadi objeck wisata Islam,” tegas Munandar.
Sementara itu, Imam Subaryoto, selaku pelaksana proyek optimis pembangunan pusat sejarah Islam Indonnesia di Demak itu akan terealisasi dengan baik sesuai harapan. Targetnya, dua atau tiga tahun kedepan sudah rampung.
Imam menjelaskan pusat sejarah Islam Indonnesia di Demak itu akan berdiri diatas tanah seluas 36 hektar yang diperuntukan bagi keraton, makam, sekolah Islam dari TK sampai penguruan tinggi dan Islamic Center. (ist)

07 Juni 2007 - Festival Masjid Bersejarah dan Keraton tingkat Nasional bakal digelar di Masjid Istiqlal Jakarta, …
Digelar, Festival Masjid Bersejarah di Istiqlal
Terbit =  Kamis, 7 Juni 2007 17:35 WIB 
Jakarta (ANTARA News) - Festival Masjid Bersejarah dan Keraton tingkat Nasional bakal digelar di Masjid Istiqlal Jakarta, akan di buka oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni pada Jumat 8 Juni dan berlangsung hingga Rabu 13 Juni 2007.
"Ada 27 provinsi yang mengikuti Festival ini di mana 40 band seperti Debu akan turut meramaikan dengan lagu-lagu Islaminya," kata Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) KH Tarmizi Taher kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
Dalam Festival ini akan digelar berbagai kegiatan seperti menampilkan mini maket masjid-mesjid bersejarah, maket masjid monumental, maket keraton/kesultanan, foto-foto, benda-benda seni dan bersejarah mesjid dan keraton, kaligrafi dan Al Quran dari berbagai ukuran dan tahun penulisannya.
Selain itu diselenggarakan pula pameran produk-produk halal, peragaan busana muslim, pameran buku keagamaan, tabligh akbar oleh Ustadz Jefri Al Buchari, bakti sosial, hiburan islami seperti lomba nasyid dan marawis hingga penyerahan piagam penghargaan kepada para sultan.
Mesjid memiliki sejarah yang sangat kuat di Indonesia, urai mantan Menteri Agama itu, selain karena masjid sangat bermakna bagi penyebaran Islam di Indonesia hingga menjadi seperti sekarang ini, dari Masjid dan Pesantren jugalah negara ini bisa dibebaskan dari penjajahan.
Perkembangan Islam di tanah air, lanjut dia, juga tidak pernah lepas dari keraton (kesultanan) misalnya Kesultanan Samudera Pasai dan Perlak yang sudah memeluk Islam sejak akhir abad 13 dengan rajanya yang termasyhur Muhammad Iskandar Syah, lalu kemudian menyebar ke Malaka.
Disebutkan juga penyebaran Islam di Jawa dilakukan oleh Wali Songo yang memusatkan kegiatannya di Keraton Glagah Wangi dengan Masjid Demak menjadi pusat kekuasaan Islam.          
Setelah era Wali Songo perkembangan Islam diteruskan oleh kejayaan kerajaan Pajang, Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo, sedangkan wilayah utara Jawa oleh Keraton Cirebon yang terpecah menjadi empat Keraton yakni Kasepuhan, Kanoman, Keprabon dan Kecirebonan.
Sementara di pantai Pulau Jawa bagian Barat terdapat kesultanan Banten, di Pulau Madura puncak kejayaan Islam tertumpu pada kejayaan Keraton Sumenep.
Sedangkan di wilayah Indonesia Tengah terdapat Kesultanan Sumbawa, di Kalbar ada Istana Kadariah, di Sultra kesultanan Buton, sedangkan di Indonesia Timur Islam mengalami perkembangan pesat pada kejayaan Kesultanan Ternate.

"Masjid dan Keraton serta alun-alun yang berdampingan sudah menjadi ciri khas di nusantara ini. Diharapkan, melalui wisata budaya, wisata sejarah dan wisata ziarah kepariwisataan di Indonesia semakin berkembang," ujarnya.
Selain itu digelar juga Seminar tentang Peranan Masjid dan Keraton tingkat Nasional pada Senin 11 Juni yang akan menampilkan sejumlah pembicara seperti Goodwill Zubeir, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Prof Dr Azyumardi Azra.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2007



Terimakasih atas perhatiannya,
Mohon maaf atas segala kekurangannya. Amin.
Sutarno – Dampalcom

Baca Selanjutkan, Klik disini =>
 Keraton Glagah Wangi Dhimak Kasultanan Demak Bintoro